Kota Pariaman — Pandemi menjadi pukulan telak bagi banyak pelaku usaha yang kehilangan omset pendapatan akibat adanya pembatasan mobilitas para konsumen demi memutus penyebaran Covid-19.
Terlebih lagi terhadap usaha usaha kecil dan menengah yang ada di Kota Pariaman. Pukulan yang sama juga pernah dirasakan oleh Des seorang ibu yang memiliki usaha rajutan yang tinggal di Desa Marunggi, Kota Pariaman.
“Sebelum adanya Covid-19, produk rajutan kami banyak dibeli oleh masyarakat setempat ataupun wisatawan yang datang ke toko. Sejak pandemi, kondisinya berubah total, toko menjadi sangat sepi” ujar Ibu Des pada saat diwawancarai, Sabtu (1/1/2022)
“Dulu pendapatan yang saya raih bisa meraup keuntungan sampai 35 juta/bulan. Namun sekarang tipis-tipis saja paling hanya 10 juta/bulan” ungkapnya.
Setelah Hampir satu tahun lebih sejak adanya pandemi Covid-19, Ibu Des mencoba mengubah budaya pada usahanya dari Physical menjadi Digital.
Ibu Des mulai membuat website untuk menjual produk rajutannya secara online kepada masyarakat. Pemilik UMKM Des Rajutan ini juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Pariaman memberikan perhatian khusus kepada pemilik UMKM yang ada.
“saya pernah mengikuti pelatihan yang diberikan Dinas Koperindag Kota Pariaman, dan kalau ingin mengajukan pinjaman juga sangat dibantu oleh Pemerintah Kota Pariaman”ujarnya.
Untuk menjangkau para wisatawan yang mulai ramai kembali berkunjung, Ibu Des membuka cabang di objek wisata Kota Pariaman yaitu Di Pantai Kata yang terletak tepat di sebelah mushola Pantai Kata Kota Pariaman.
Penulis: Mita Rahmah dan Glenn Petrus Hardikusuma
Mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara