Project Based Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Metode ini menuntut siswa untuk dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pendidikan di lembaga anak usia dini tidaklah sama dengan pendidikan di beberapa lembaga lainnya. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang mengutamakan bermain sambil belajar. Sehingga pembelajaran yang diajarkan bukan hanya mengenai materi semata, namun juga permainan yang mengendalikan emosional peserta didik sebagai bekal bagi mereka kelak ketika menghadapi kehidupan yang sesungguhnya.
Anak usia dini memang perlu diberikan pondasi yang kuat, agar mereka mampu menghadapi kehidupan yang sesungguhnya kelak dengan emosi yang stabil dan bijak dalam menghadapi masalah. Membekali mereka dengan kreatifitas tentu menjadi salah satu hal penting yang harus dibina sejak usia dini. Sehingga lembaga PAUD yang ideal tentu mampu memberikan stimulan bagi AUD untuk mengembangkan kreatifitasnya berdasarkan imajinasi yang mereka miliki. Untuk mewujudkan imajinasi mereka menjadi nyata maka perlu dilahirkan dalam bentuk sebuah karya. Karya tidak harus besar dan megah, juga tidak selalu membutuhkan dana yang besar. Memanfaatkan barang-barang di sekitar semisal botol bekas, dedaunan, ranting pohon, pun kain perca dan sebagainya apabila distimulus dengan tepat dan benar maka bisa menjadi sebuah karya yang indah dan menarik bahkan bisa memberikan daya jual bagi karya yang mereka buat.
Selain itu anak usia dini juga memiliki karakteristik alamiah yang perlu disalurkan ke berbagai kegiatan positif yang menunjang belajarnya. Karakteristik alamiah anak usia dini tersebut adalah aktif, unik, spontan, memiliki rentang perhatian yang pendek, memiliki keingintahuan yang besar, serta menyukai kebebasan dalam belajar. Pembelajaran berbasis proyek ini bisa menjadi kegiatan yang dilakukan untuk mengeksplorasi semua karakteristik anak usia dini melalui berbagai aktivitas dengan menggunakan berbagai bahan atau material terbuka.
Salah satu project based learning yang bisa diterapkan pada PAUD adalah kegiatan pembelajaran pengenalan pola melalui pendekatan PJBL. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menyusun pola dan dapat mengerjakan susunan pola dengan benar menggunakan media yang menarik yang dirancang oleh guru melalui pendekatan PJBL. Praktik ini penting dilakukan karena jika kegiatan ini tidak dilakukan, di khawatirkan aspek perkembangan kognitif anak tidak berkembang. Dalam hal ini aspek perkembangan yang akan di stimulasi yaitu kemampuan menyusun pola. Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014, anak usia 5-6 tahun harus mampu mengenal konsep pola ABCD-ABCD serta mengulanginya. Indikator pencapaian perkembangan pada usia tersebut seharusnya anak sudah dapat memperkirakan urutan setelah melihat 3 pola serta meniru pola tersebut dalam berbagai bentuk.
Terkait hal tersebut, salah satu permasalahan pada AUD adalah kemampuan kognitif anak dalam mengenal pola ABCD-ABCD yang masih belum berkembang secara optimal. Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada hari pertama sekolah di TK Negeri Pembina Kecamatan Lubuk Pinang, ketika anak diminta untuk mengerjakan kegiatan berkaitan dengan penerapan konsep pola ABCD-ABCD, hanya 5 anak dari 15 anak yang dapat menyelesaikan kegiatan menyusun pola. Hal ini setidaknya menggambarkan bahwa masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam memperkirakan urutan selanjutnya. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya memanfaatkan penggunaan media yang menarik dalam pembelajaran.
Upaya pengenalan pola pada anak usia dini salah satunya dapat dilakukan melalui penggunaan media yang menarik. Media (Aqib, 2013:50) merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar. Oleh karenanya, Guru harus dapat memberikan stimulus dan motivasi yang terbaik untuk anak usia dini dalam kegiatan menyusun pola (pembelajaran kognitif) dengan cara melakukan kegiatan belajar yang menyenangkan, alat dan bahan yang mudah didapatkan, penggunaan metode belajar yang variatif sehingga mampu mendukung pengembangan kemampuan anak usia dini terutama dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. Dengan cara terus belajar dan berinovasi menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan, berkreativitas tanpa batas, menyediakan alat dan bahan yang beragam penggunaan metode belajar yang variatif sehingga mampu mendukung dan mengoptimalkan enam aspek pengembangan pengembangan anak usia dini.
Dampak dari aksi tersebut adalah anak yang sebelumnya kesulitan menyusun pola menjadi lebih bersemangat dan bisa untuk menyelesaikan pembelajaran tentang pola tersebut. Metode ini juga sangat efektif karena mampu untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menyusun pola ABCD ABCD. Oleh karena itu, setiap Guru PAUD diharapkan dapat merancang semua kegiatan main dengan pendekatan PJBL yang bisa di ikuti oleh anak secara sukarela, dan tema yang diangkat serta kegiatan main yang disusun juga harus dekat dengan kehidupan anak yaitu loose parts sehingga anak lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.***
Penulis : Shintia Mahardika, S.Pd
(Guru TK Negeri Pembina Kecamatan Lubuk Pinang)